Menilai dan Dinilai
Roma 2:1-6
“Karena itu, hai manusia, siapapun juga
engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah.
Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena
engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.”
(Roma
2:1)
Mata
diciptakan sebagai salah satu indera yang berfungsi untuk membantu manusia
melihat segala yang ada di sekitarnya. Mata
bisa melihat apa yang ada di depan nya dengan bantuan pantulan cahaya yang
mengenai benda tersebut akan tetapi manusia tidak bisa melihat benda yang ada
disekitarnya jika tidak ada cahaya,
selain itu juga mata tidak pernah bisa melihat muka yang orang yang
membawanya secara langsung tetapi bisa langsung melihat wajah orang lain secara
langsung,,,
Begitu
juga dengan kita sering kali kita hanya bisa melihat orang lain melihat kondisi
orang lain dan melihat kelemahan orang lain. Pada saat kita melihat orang lain dan menilai
orang lain secara perlahan tapi pasti pikiran kita akan membuat suatu
kesimpulan, bahkan terkadang kesimpulan
tersebut menjadi kan kita bersikap menghakimi orang lain. Sehingga meskipun orang itu sudah berbuat
sesuatu yang baik dan sesuatu perubahan yang mengarah kepada kebenaran maka
justru akan tetap bersikap “Alah paling-juga ada maunya” atau “paling juga
cuman sebentar baiknya”. Memang ada
standart ukuran-ukuran yang dipakai untuk menilai seseorang tetapi semua
standart itu tidak bisa degeneralisasikan seumur hidup atau untuk semua
orang.
Seharusnya
yang kita buat adalah untuk tidak menghakimi orang lain dengan semua tindakan
tersebut karena seharusnya adalah kesalahan yang sudah dilakukan orang adalah
untuk menjadi bahan Intospeksi diri kita sendiri. Tuhan Itu adil dia punya ukuran dan standart
sendiri tentang kesalahan manusia karena Tuhan berbuat sesuai dengan
kehendakNya. Tuhan mengenakan
penghukuman kepada orang yang tidak berkenan sehingga dengan kita melihat orang
lain kita menjadi menginstropeksi diri untuk kita belajar agar berusaha untuk
yang hidup yang berkenan bagi Tuhan, Paling tidak kita sadar bahwa Tuhan sudah
menuntun kita untuk mengusahakan yang terbaik agar luput dari hukuman Allah.
Kita sadar
bahwa kita tidak akan pernah bisa luput dari dari tindakan berbuat pelanggaran
yang tidak menyenangkan. Allah yang
berinisiatif, dengan cara nya yang ajaib, tetapi kita yang mengeraskan hati
kita, kalo kita sadar akan hal itu maka janji Tuhan yaitu kehormatan,
ketidakbinasaan, kemuliaan, dan damai sejahtera pasti akan selalu menyertai
kita.
Janganlah Mata Selalu Terarah Kepada
Muka Orang Lain
Tetapi Ambilah Cermin (Firman
Tuhan) dan Nilailah Diri Sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar