Jumat, 07 Maret 2014

Adoniram Judson dan Ann Judson

Adoniram Judson dan Ann Judson










Adoniram Judson dilahirkan pada tanggal 9 Agustus 1788 di Bradford, Massachusetts. Dia adalah putra seorang pendeta Kongregasional. Pada usia enam belas tahun, dia memasuki Universitas Brown dan lulus setelah menjalani masa kuliah selama tiga tahun saja. Sambil mempertanyakan imannya, anak muda itu mulai memutuskan untuk "melihat dunia". Tetapi setelah kematian tiba-tiba salah seorang temannya, dia kembali pulang dan masuk ke Sekolah Seminari Andover pada usia dua puluh tabun. Di sekolah ini, dia membuat sebuah janji pengabdian sepenuhnya kepada Tuhan.


Judson muda memutuskan untuk menjadi seorang misionaris asing Amerika pertama, suatu panggilan ilahi yang ditanggung bersama dengan kekasih hatinya, Ann Hasseltine. Ann hanya berusia setahun lebih muda dari Adoniram. Pada bulan Februari 1812, Ann dan Adoniram menikah. Dua minggu kemudian, pasangan yang baru menikah ini berlayar menuju India, ditemani oleh beberapa pasangan muda lainnya.


Tetapi British East India Company bersikap kejam kepada para misionaris muda dengan memberi ancaman pemulangan ke negara masing-masing. Di tengah kebingungan akibat tidak dapat menentukan tempat pekerjaan misi dimulai, pasangan Judson akhirnya tiba di Rangoon, Burma satu setengah tahun setelah meninggalkan Amerika.


Di India, jumlah populasi orang Eropa cukup besar akibat adanya East India Company, sedangkan di Burma hanya terdapat sedikit orang asing berkulit putih. Sebagian besar rakyat Burma bidup dalam kemiskinan di bawah kekuasaan sistem kerajaan yang kejam dan berubah-ubah. Tetapi sistem kasta tidak dikenal di sana (di India, orang-orang dikelompokkan secara ketat berdasarkan kelas, ras, dan status). Bahasa Burma sangat sulit dan pasangan Judson menghabiskan waktu selama dua belas jam setiap hari untuk mempelajari bahasa itu. Hambatan terbesar dalam pernberitaan Injil adalah kepercayaan daerah yang tidak mempunyai konsep (atau bahkan kata-kata) mengenai Tuhan yang abadi atau kehidupan abadi bersama Tuhan yang dapat dialami manusia. Walaupun demikian, selama lebih dari sepuluh tabun, delapan belas orang Burma telah bertobat dan mereka merupakan cikal bakal gereja Kristen pertama di Burma.


"Demam tropis" merupakan musuh utama yang telah merenggut nyawa putra mereka, Roger, pada tahun 1815 di usia sebelas bulan (anak pertama mereka dilahirkan dalam keadaan meninggal di atas geladak kapal). Selama berbulan-bulan, demam yang mengerikan itu pun telah memaksa Ann dan Adoniram untuk tetap berada di atas tempat tidur. Tetapi Adoniram tetap berjuang hari demi hari untuk menerjemahkan Perjanjian Baru berbahasa Yunani ke dalam bahasa Burma. Akhirnya, dia dapat menyelesaikan pekerjaan itu pada bulan Juli 1823, sesaat sebelum Ann, tiba dari istirahat selama dua tahun di Amerika akibat kesehatannya yang buruk.


Pada saat itu, beberapa pasangan misionaris lainnya turut bergabung untuk melakukan misi di Rangoon. Di antara mereka, terdapat George Hough seorang ahli cetak yang telah mencetak karya terjemahan Adoniram. Juga ada dr. Jonathan Price, seorang dokter medis yang segera diperintahkan datang ke Ava, kota kerajaan, untuk merawat sang raja.


Bersama para misionaris lainnya yang bertugas memelihara gereja kecil Burma di Rangoon, Ann dan Adoniram juga pergi ke utara menuju Ava. Mereka hendak memulai sebuah misi di sana bersama kedua putri angkat mereka yang berkebangsaan Burma. Tetapi ketika perang antara Burma dan Inggris pecah pada tahun 1824, semua orang asing dicurigai sebagai mata-mata Inggris. Mereka semua dilemparkan ke dalam Penjara Maut yang mengerikan. Delapan bulan setelah Adoniram ditangkap, Ann melahirkan seorang bayi perempuan yang dinamai Maria.


Setelah satu setengah tahun-berada dalam kurungan penjara, Adoniram -- seorang "Amerika" netral -- akhirnya dibebaskan untuk membantu perundingan perdamaian antara Burma dan Inggris. Tetapi tahun-tahun yang dipenuhi kesukaran, perjuangan, dan penyakit, akhirnya memakan korban. Ann meninggal pada tahun 1826 di usianya yang ke-36, saat Adoniram sedang pergi menjalankan tugas. Maria, yang berusia dua tahun, meninggal beberapa bulan kemudian.


Adoniram mencoba mengubur kepedihannya dalam hiruk pikuk pekerjaan misi, tetapi kemudian dia menghabiskan waktu selama dua tahun sebagai seorang pertapa di dalam hutan. Ketika akhirnya dia berhasil melepaskan diri dari depresi, dia menikahi Sarah Boardman, seorang janda misionaris muda yang melahirkan delapan orang anak (hanya lima orang anak yang hidup hingga dewasa). Dia meninggal setelah hidup berumah tangga bersama Adoniram selama sebelas tahun. Pada saat kembali ke Amerika, Judson menikahi Emily Chubbock muda pada tahun 1846, dan mereka kembali ke Burma. Di negeri itu, Emily menjadi ibu bagi anak-anak Adoniram dan kedua anak bayi perempuan mereka.


Tetapi kesehatan Adoniram memburuk dan dia meninggal pada tahun 1850 di usianya yang ke-61. Warisan yang ditinggalkannya adalah terjemahan lengkap Alkitab dalam bahasa Burma. Dirinya menjadi inspirasi bagi para pemuda Amerika untuk mendedikasikan hidup dalam pelayanan misi asing.


Diedit seperlunya dari:



























Judul artikel: Terpenjara di Kota Emas
Judul asli artikel: Imprisoned in the Golden City
Penulis: Dave dan Neta Jackson
Penerjemah: Lie Ping
Penerbit: Gospel Press, Batam Center 2004
Halaman: 187 -- 190

Dipublikasikan di: http://biokristi.sabda.org/ann_judson_dan_adoniram_judson


Minggu, 12 Januari 2014

N.K.I. No. 219 Harap, Bakti (Trust and Obey)

Suatu malam di pertengahan 1880-an , ketika Dwight L. Moody berkhotbah di Brockton , Massachusetts , " tim " nya , meminta kesaksian spontan dari penonton .

Seorang pemuda gugup berdiri dan menyatakan keraguan dan  niatnya : " Saya tidak yakin --- tapi saya akan percaya , dan saya akan mematuhi "  yang berarti bahwa ia tidak benar-benar yakin bahwa Allah akan menyelamatkan dia dari dosa-dosanya - dan kemudian ia melanjutkan, "Tapi aku akan percaya, dan aku akan mematuhi" - yang berarti bahwa ia berencana untuk mempercayai Tuhan untuk keselamatannya dan untuk melakukan apa yang dia bisa untuk menaati kehendak Allah.

Mendengar saksi tersebut , Daniel Towner yang adalah pemimpin lagu untuk pertemuan itu begitu terkesan dengan kesaksian pemuda itu,. Kemudian, ia menulis surat kepada temannya, John Sammis. Dalam suratnya, ia menceritakan tentang kesaksian pemuda itu dan termasuk kata-kata pemuda itu. "Saya tidak yakin, tapi aku akan percaya, dan aku akan mematuhi"

Towner mengirimkan kutipan dan deskripsi singkat dari konteksnya kepada temannya John Sammis , yang dengan cepat menulis menahan diri empat baris untuk " Kepercayaan dan Obey . " Sammis kemudian menambahkan lima ayat . Dia mengirimkan paket kembali ke Towner , yang datang dengan lagu .

" Kepercayaan dan Obey . " Selama beberapa generasi gereja , kata-kata itu begitu akrab sebagai motto King James . Dan frase telah menjadi - tema kehidupan Bruce Miller , dari Corning , New York . Lima belas tahun lalu , sama seperti ia dan istrinya sedang menghadapi kebahagiaan dan tanggung jawab menjadi orang tua pertama kali setengah baya , Bruce menderita kanker tenggorokan . Dokter punya yang di bawah kontrol. Tapi kemudian melanoma merangkak naik . Terhindar lagi. Baru-baru ini ia telah selamat gangguan jantung dan operasi bypass . Dan menderita dengan penyakit neurologis membingungkan yang lumpuh lengan dan tangannya .

Bagian kedua dari kehidupan tidak mudah , namun Bruce memilih untuk percaya sekarang dan masa depannya kepada Tuhannya . Baru-baru ini , seperti Bruce bersiap-siap untuk kembali ke pekerjaannya setelah penyakit terbarunya , dia bilang dia memilih untuk melihat kehidupan sebagai " petualangan. " Dia melanjutkan untuk menceritakan kisah dari salah satu tugas yang sangat sulit di rumah sakit . Seorang pekerja sosial datang setiap hari , memintanya putaran pertanyaan . Dia bernama suksesi " perasaan " kategori , menunggu setelah setiap kata baginya untuk menilai bagaimana perasaannya pada skala satu sampai sepuluh . Bahagia ? Tertekan ? Tegang ? Sepuluh berarti " tidak bisa lebih tinggi , " alam disediakan untuk ekstrim .

" Salah satu kategori adalah kepercayaan , " Bruce ingat . Dan setelah seminggu atau lebih , pekerja sosial renung keras saat mengamati grafik Bruce : " Ketika kami datang untuk percaya , Anda selalu memberikan sepuluh . "

Bruce tersenyum dan mengakui bahwa kepercayaan nya tidak di dokter atau resep mereka, tetapi di dalam Tuhan yang ia punya selama bertahun-tahun memilih untuk taat.

Bukan kesedihan atau kerugian ,

Tidak cemberut atau salib ,

Tapi diberkati jika kita percaya dan taat .

Kepercayaan dan taat ,

Sebab tidak ada cara lain

Untuk menjadi bahagia dalam Yesus ,

Tetapi untuk percaya dan taat .

 

Aku ingin tahu apakah penginjil Dwight L. Moody berpikir "Harap dan Bakti " ketika ia menulis ringkasan ini berjalan Kristen : . "Darah [ Kristus ] sendiri membuat kita menjaga FirmanNya , membuat kita yakin Ketaatan [ kepada Allah ] membuat kita bahagia . " Dia tampaknya akan mengatasi masalah di jantung pernyataan orang percaya baru : " . Saya tidak yakin - tapi saya akan percaya , dan saya akan mematuhi "

" Kami tidak tahu apa yang terjadi bahwa anak muda yang terinspirasi lagu yang masih mendesak orang percaya untuk mempercayai Tuhan mereka dan mematuhi ajaran-Nya . Saya memilih untuk percaya bahwa setelah pengalaman Brockton ia melihat hidup sebagai sebuah petualangan .

 

Apa cara yang lebih baik untuk hidup -

Untuk mendukung dia menunjukkan ,

Dan sukacita ia melimpahkan ,

Apakah bagi mereka yang akan percaya dan taat .

 

Tuhan , aku tidak selalu " cukup yakin " namun saya memilih untuk mempercayai ENGKAU dengan hidup saya . Saat aku berjalan di jalan ketaatan , mengisi hati saya dengan sukacita , penuh semangat mengharapkan kebaikan dan anugerah .

 

NKI No.219 Harap, bakti


 J.H. Sammis,  Daniel B. Towner



Kalau serta Tuhan kita hendak jalan
Cah’ya mulia Tuhanku b’ri
Kalau kita turut pasti kita luput
Dan segala yang harap bakti

Koor: harap bakti lalu tuhan memb’ri
Sukacita yang sangat hanya harap bakti

Tiada baying bangkit tiada awan langit
T’rang bercah’yalah matahari
Tiada bimbang takut tiada pun bersungut
Bagi orang yang harap bakti

Tidak nyata s’kalian berkat suka Tuhan
Sampai kita serahkan diri
Jiwa harta s’kalian atas mesbah Tuhan
Dan tetap dalam harap bakti

Dalam kesukaan di sertai Tuhan
Kesenangan peuh dihati
P’rintahNya ku turut jalanNya ku ikut
Dan selamanya harap bakti