Selasa, 07 Mei 2013

MENGAMPUNI



Mengampuni


Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. (Mat 18:21-22)


             Di dalam dunia ini ada berbagai macam karakter dan juga kebiasaan manusia,  dan kondisi manusia yang telah jatuh ke dalam dosa membuat manusia cenderung lebih mudah berbuat jahar dari pada berbuat baik.  Perbuatan jahat bisa saja dilakukan secara sadar ataupun juga tidak sadar.  Perbuatan jahat seringnya hanya akan menyakiti orang lain yang ada disekitar kita.  Bagaiman jadinya kalau kita yang tersaikit dan teraniaya?
    
Mengampuni adalah suatu pergumulan yang berat bagi setiap orang percaya.  Sejak jaman Perjanjian Lama pergumulan untuk saling mengampuni itu sudah ada, bahkan di dalam Perjanjian Baru secara terang terangan Petrus bertanya kepada Yesus “sampai berapa kali aku harus mengampuni?”  Yesus menjawab bukan tujuh kali tetapi sampai sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.  Yang dimaksud disini adalah bukan secara hitungan matematis yang akan menghasilkan angka yang cukup banyak tetapi menunjukan bahwa mengampuni dilakukan seperti yang telah dilakukan Allah. 

Jika kita menggali Kata “Mengampuni” di dalam pictograf ibrani kuno, kita akan menemukan hal yang sangat mengejutkan bagaiman kita harus mengampuni orang lain.  Di dalam pictograf ibrani kuno “mengampuni = נשׂא dibaca Nun-Shin-Alef”  terdiri dari Nun-Shin-Aleh. Bahasa ibrani kuno menggunakan gambar/atau symbol untuk masing karakter angka yang masing masing dituliskan dalam bentuk gambar, yaitu untuk Nun dituliskan dalam gambar biji atau aktifitas, Shin di gambarkan dengan makan atau menghancurkan , sedangkan Alef adalah kepala kerbau atau kekutan atau juga memimpin atau pemimpin, 

Jadi dapat disimpulkan bahwa mengampuni adalah suatu tindakan terus menerus untuk menghancurkan kekuatan yang menjerat.  Sifat mengampuni adalah suatu tindakan terus menerus untuk menghancurkan total semua hal yang memimpin dan mengarakan kita untuk terus menyimpan rasa sakit hati yang ada dan menyimpan rasa marah terhadap kesalahan.

Sudah kah kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita dengan cara yang demikian atau kita hanya bisa bilang kita mengampuni tetapi hati kita masih menyimpan rasa amarah yang luar biasa? 



MARI MENGAMPUNI DENGAN CARA YANG BENAR



MENGAMPUNI



Mengampuni


Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. (Mat 18:21-22)


             Di dalam dunia ini ada berbagai macam karakter dan juga kebiasaan manusia,  dan kondisi manusia yang telah jatuh ke dalam dosa membuat manusia cenderung lebih mudah berbuat jahar dari pada berbuat baik.  Perbuatan jahat bisa saja dilakukan secara sadar ataupun juga tidak sadar.  Perbuatan jahat seringnya hanya akan menyakiti orang lain yang ada disekitar kita.  Bagaiman jadinya kalau kita yang tersaikit dan teraniaya?
    
Mengampuni adalah suatu pergumulan yang berat bagi setiap orang percaya.  Sejak jaman Perjanjian Lama pergumulan untuk saling mengampuni itu sudah ada, bahkan di dalam Perjanjian Baru secara terang terangan Petrus bertanya kepada Yesus “sampai berapa kali aku harus mengampuni?”  Yesus menjawab bukan tujuh kali tetapi sampai sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.  Yang dimaksud disini adalah bukan secara hitungan matematis yang akan menghasilkan angka yang cukup banyak tetapi menunjukan bahwa mengampuni dilakukan seperti yang telah dilakukan Allah. 

Jika kita menggali Kata “Mengampuni” di dalam pictograf ibrani kuno, kita akan menemukan hal yang sangat mengejutkan bagaiman kita harus mengampuni orang lain.  Di dalam pictograf ibrani kuno “mengampuni = נשׂא dibaca Nun-Shin-Alef”  terdiri dari Nun-Shin-Aleh. Bahasa ibrani kuno menggunakan gambar/atau symbol untuk masing karakter angka yang masing masing dituliskan dalam bentuk gambar, yaitu untuk Nun dituliskan dalam gambar biji atau aktifitas, Shin di gambarkan dengan makan atau menghancurkan , sedangkan Alef adalah kepala kerbau atau kekutan atau juga memimpin atau pemimpin, 

Jadi dapat disimpulkan bahwa mengampuni adalah suatu tindakan terus menerus untuk menghancurkan kekuatan yang menjerat.  Sifat mengampuni adalah suatu tindakan terus menerus untuk menghancurkan total semua hal yang memimpin dan mengarakan kita untuk terus menyimpan rasa sakit hati yang ada dan menyimpan rasa marah terhadap kesalahan.

Sudah kah kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita dengan cara yang demikian atau kita hanya bisa bilang kita mengampuni tetapi hati kita masih menyimpan rasa amarah yang luar biasa? 



MARI MENGAMPUNI DENGAN CARA YANG BENAR



Jumat, 03 Mei 2013

MASIH ADAKAH PEMULIHAN??



Masih adakah pemulihan?

Markus 8:22-26

                 Pada bagian firman Tuhan ini menjelaskan tentang salah satu muzijat yang dibuat oleh Tuhan Yesus.  Tuhan Yesus membuat pemulihan dengan cara yang sangant unik, pada saat ada beberap oranng yang mendatanginya dengan membawa seorang yang sedang buta di Betsaida.  Yesus mengajak orang buta tersebut untuk keluar dari kampung ( Betsaida ).    “keluar dari kampung” merupakan satu bagian yang kurang begitu di perhatikan pada bagian ini, pada saat membaca bagian ini semua mata akan tertuju kepada proses pemulihan yang dilakukan Oleh Tuhan Yesus secara unik yaitu dengan meludah mata orang buta tersebut.
                 Betsaida adalah suatu kampung yang didekat Kapernaun yang artinya adalah “Rumah Nelayan (pemburu)”.  Ini merupakan kota asal dari Filipus, Petrus dan Andreas (Yoh 1:44),  di dalam kota ini ada banyak pemulihan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus bahkan di kota ini Yesus memberi makan lima ribu orang (luk 8:9).   Orang banyak mengikuti Yesus dan mendengarkan tentang pengjaran yang dilakukan oleh Yesus di kota ini.  
Pada saat pemulihan yang dilakukan  oleh Tuhan Yesus di dalam Markus 8: 22-26,  mungkin kita akan melihat bahwa pemulihan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus tidak seperti biasanya,  karena pemulihan ini di lakukan dua tahap,  bukan seperti biasanya yang langsung dipulihkan dari kebutaanya (bnd. Matius 20:29-33).  Bahkan pada bagian ayat yang ke 26, orang yang  telah dipulihkan ini disarankan untuk tidak kembali ke kampung,  
Ada yang menjelaskan bahwa mungkin ini adalah bentuk otoritas Tuhan untuk memberi pembelajaran bagi kita tentang proses pemulihan yang dilakukan Tuhan, belum tentu proses tersebut akan dilakukan langsung dipulihkan tetapi kadang akan ada tahapan selanjutnya untuk pemulihan yang benar- benar memulihkan.   Akan tetapi saat kita mempelajari lebih lanjut tentang Betsaida kita akan mendapatkan makna yang lebih dalam lagi tentang arti sebuah pemulihan yang sejati.  Memang Betsaida adalah kota yang penuh dengan pemulihan dan muzijat yang di buat oleh Yesus tetapi kota ini merupakan kota yang sudah tidak akan diselamatkan oleh TUhan.  banyak muzijat terjadi tetpi tidak kota ini tidak ada pertobatan, Yesus mengajar banyak orang tentang kebenaran Firman Tuhan tetapi tidak ada Pertobatan.  Pada bagian Matius 11:20-24 nampak bahwa Yesus mengungkapkan “celakalah Betsaida” celaka yang diungkakan untuk betsaida lebih parah dari yang dilakukan di Tirus (Amos 1:9-12)  celaka yang didapatkan akan lebih parah karena tidak ada pertobatan.
Jadi bagaiman dengan kita ?  sudah banyak muzijat yang Tuhan telah buat dalam hidup kita  sudah banyak  pengajaran firman Tuhan sudah kita dengar apakah kita masih akan tetap sama sperti orang Betsaida?  Pemulihan sudah dilakukan Tuhan tetapi tidak ada pertobatan.   Pengajaran sudah didengarkan tetapi tidak ada pertobatan maka akankah masih ada pemulih??  Atau justru hukuman yang lebih parah dari yang dilakukan TUhan kepada Tirus dan Edom..???  mari “berkabung”……..

MASIH ADAKAH PEMULIHAN??



Masih adakah pemulihan?

Markus 8:22-26

                 Pada bagian firman Tuhan ini menjelaskan tentang salah satu muzijat yang dibuat oleh Tuhan Yesus.  Tuhan Yesus membuat pemulihan dengan cara yang sangant unik, pada saat ada beberap oranng yang mendatanginya dengan membawa seorang yang sedang buta di Betsaida.  Yesus mengajak orang buta tersebut untuk keluar dari kampung ( Betsaida ).    “keluar dari kampung” merupakan satu bagian yang kurang begitu di perhatikan pada bagian ini, pada saat membaca bagian ini semua mata akan tertuju kepada proses pemulihan yang dilakukan Oleh Tuhan Yesus secara unik yaitu dengan meludah mata orang buta tersebut.
                 Betsaida adalah suatu kampung yang didekat Kapernaun yang artinya adalah “Rumah Nelayan (pemburu)”.  Ini merupakan kota asal dari Filipus, Petrus dan Andreas (Yoh 1:44),  di dalam kota ini ada banyak pemulihan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus bahkan di kota ini Yesus memberi makan lima ribu orang (luk 8:9).   Orang banyak mengikuti Yesus dan mendengarkan tentang pengjaran yang dilakukan oleh Yesus di kota ini.  
Pada saat pemulihan yang dilakukan  oleh Tuhan Yesus di dalam Markus 8: 22-26,  mungkin kita akan melihat bahwa pemulihan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus tidak seperti biasanya,  karena pemulihan ini di lakukan dua tahap,  bukan seperti biasanya yang langsung dipulihkan dari kebutaanya (bnd. Matius 20:29-33).  Bahkan pada bagian ayat yang ke 26, orang yang  telah dipulihkan ini disarankan untuk tidak kembali ke kampung,  
Ada yang menjelaskan bahwa mungkin ini adalah bentuk otoritas Tuhan untuk memberi pembelajaran bagi kita tentang proses pemulihan yang dilakukan Tuhan, belum tentu proses tersebut akan dilakukan langsung dipulihkan tetapi kadang akan ada tahapan selanjutnya untuk pemulihan yang benar- benar memulihkan.   Akan tetapi saat kita mempelajari lebih lanjut tentang Betsaida kita akan mendapatkan makna yang lebih dalam lagi tentang arti sebuah pemulihan yang sejati.  Memang Betsaida adalah kota yang penuh dengan pemulihan dan muzijat yang di buat oleh Yesus tetapi kota ini merupakan kota yang sudah tidak akan diselamatkan oleh TUhan.  banyak muzijat terjadi tetpi tidak kota ini tidak ada pertobatan, Yesus mengajar banyak orang tentang kebenaran Firman Tuhan tetapi tidak ada Pertobatan.  Pada bagian Matius 11:20-24 nampak bahwa Yesus mengungkapkan “celakalah Betsaida” celaka yang diungkakan untuk betsaida lebih parah dari yang dilakukan di Tirus (Amos 1:9-12)  celaka yang didapatkan akan lebih parah karena tidak ada pertobatan.
Jadi bagaiman dengan kita ?  sudah banyak muzijat yang Tuhan telah buat dalam hidup kita  sudah banyak  pengajaran firman Tuhan sudah kita dengar apakah kita masih akan tetap sama sperti orang Betsaida?  Pemulihan sudah dilakukan Tuhan tetapi tidak ada pertobatan.   Pengajaran sudah didengarkan tetapi tidak ada pertobatan maka akankah masih ada pemulih??  Atau justru hukuman yang lebih parah dari yang dilakukan TUhan kepada Tirus dan Edom..???  mari “berkabung”……..